"MANISNYA KOPI PAHIT"

MANISNYA KOPI PAHIT

Sabtu 17 agustus 2013,ini adalah pengalaman kesekian kalinya saya naik kereta api terutama rute Malang-Tulungagung. Namun ada hal yang berbeda dengan perjalanan saya kali ini. Kali ini saya berencana mencari tiket berdiri di stasiun Blimbing. Alasanya ,jikapun saya tidak mendapatkan tiket untuk perjalanan kali ini saya masih bisa naik tanpa melalui pengawasan petugas peron. Hal ini juga yang mendasari kenapa saya tidak berangkat dari stasiun kota baru. Dikarenakan pengawasan di stasiun kota sangat ketat,bagi calon penumpang kereta api yang tidak bertiket atau kedapatan menggunakan tiket yang tidak sesuai dengan identitas dilarang masuk kawasan peron stasiun. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kondisi stasiun blimbing yang banyak memiliki pintu DORAEMON untuk masuk ke peron stasiun.


Setelah saya memastikan ke loket penjualan tiket,ternyata tiket untuk KA.Penataran-Dhoho sudah habis. Hal ini sudah saya kira sebelumnya,mengingat sekarang sistim penjualan tiket online dan untuk perjalanan dengan jarak tempuh dekat sudah tiket sudah dapat dipesan H-7 hari keberangkatan. Sistim seperti ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya over kuwota penumpang didalam gerbong kereta api. Tidak seperti sistim tiket manual(Tiket Hijau) yang menjangkau semua calon penumpang sehingga kepadatan penumpan tidak dapat dihindarkan. Over kuwota ini lah yang mengakibatkan kenyamanan perjalanaan penumpang tidak terjamin,belum lagi para pedagang asongan di dalam kereta yang menambah kesemrawutan  suasana didalam kereta. Sedangkan pada sistim tiket online jumlah penumpang dapat disesuaikan dengan daya tampung rangkaian gerbong kereta api. Sistim tiket online ini juga menerapkan  penomoran pada tempat duduk penumpangnya. Sehingga penumpang tidak perlu berdesak-desakan masuk gerbong untuk berebut kursi. Saya pun segera bergegas meninggalkan area stasiun blimbing menuju pemukiman warga yang tak jauh dari area stasiun. Saya menyusuri gang – gang kecil menuju pintu DORAEMON,agar sekedar dapat naik gerbong kereta api.

Setelah beberapa menit menunggu, tepat pukul 14:00 WIB kereta api Penataran – Dhoho pun tiba distasiun. Saya bergegas naik gerbong KA agar terangkut. Bermodal nekat..ya ;) (ojo di conto) mungkin hal itu yang menggambarkan situasi saat itu. Meskipun saya sudah mengetauhi bahwasannya penumpang yang kedapatan tidak membawa tiket,atau memiliki tiket tapi tidak sesuai identitas,ataupun tiket yang tidak sesuai dengan tujuan perjalanan akan diturunkan pada kesempatan pertama di stasiun terdekat. Hahha :D pikir saya nati bayar diatas gerbong kan bisa,atau jika terpaksa diturunkan dari kereta semoga distasiun yang dekat jalan raya,sehingga saya bisa beralih naik bus. Tampaknya saya tidak sendirian dalam melanggar aturan.(ternyata banyak temannya). apa mungkin aturan ada untuk dilanggar ?. sepertinya tidak,aturan itu sengaja dibuat untuk menimbulkan kedisiplinan dan keteriban sehingga kenyamanan dapat diperoleh. Namun pada kenyataannya banyak yang merasa bahwa setiap urusan yang berhubungan dengan pelanggaran aturan dapat diatasi dengan UANG. Ya UUD lah(ujung-ujungnya duit) istilah yang taka sing dikalangan kita semua. Padahal hal ini termasuk dalam kategori SUAP,namun terkesan menjadi kebiasaan. Apakah segala jenis suap hal yang wajar dilakukan ?.
Bagaimana jika hal (yang dianggap kecil) ini jika dibiarkan ?. Ya bisa menjadi kebiasaan turun-temurun dan menjadi budaya bangsa, inilah yang menjadikan negri yang hari ini tepat berusia 68th ini tidak bisa terlepas dari budaya korupsi. Disadari ataupun tidak hal ini adalah peninggalan kolonial Belanda yang lama menguasai bumi pertiwi 350th. Indonesia sudah tidak muda lagi namun potert kesejahteraan masih jauh panggang dari api. Disana – sini masih penuh akan pemberitaan kelapara,kemiskinan,ketidak adilan,ketidak berdayaan pemerintah menjamin kesejahteraan rakyatnya dan masih banyak lainnya,bahkan sulit untuk menyebutkan satu persatu. Hal ini tentu tidak sesuai dengan amanat PANCASILA. Negri ini memang jauh dari kata Makmur dan Sejahtera. Jika ditarik benang merah atau akar permasalahan hal ini bermula pada KKN. Dimana-mana penuh akan Korupsi,Kolusi dan Nepotisme… Lhttps://www.facebook.com/M.F2.iSaLL/notes

Sebagai contoh kecil apa yang saya lakukan hari ini(heheh,OJO DI CONTO). Tanpa tiket naik kereta dan membayar tiket diatas kereta. Tidak ada pembenaran untuk tidakan semacam ini, dengan alasan apapun. Meskipun saya sampai tujuan tanpa mebayar dikarenakan saya tidak bertemu dengan petugas yang bertugas memeriksa karcis. Alhamdulilah..(berarti nggak Nyuap lo yo)hahahha J namun rasa tidak tenang tak henti-hentinya melintas dibenak. Setiap individu mungkin merasa hal ini tidak hanya saya yang melakukannya. Memang begitu kenyataannya di saat bersamaan saya juga melihat ibu-ibu memberikan uang pecahan lima ribu rupiah kepada pemuda berseragam(polisi kereta/atau satpam kereta),saya tidak mengetauhi apa sebutannya. Hal ini dilakukan karena ibu-ibu tersebut membawa 3 karung besar barang bawaan. Setelah petugas itu menerima uang dari ibu-ibu tersebut,ia langsung berjalan meninggalkannya. Tampak jika hal ini sering dilakukan oleh kedua belah pihak. Yang menjadi pertanyaan dimana kah larinya uang tersebut ?. Pasti dikantong peribadi,heh kalau anak-anak mungkin bunyinya”Uang Permen”, kalu orang dewas apa ya ?. Nggak usah dijelaskan semua pasti sudah mengetauhi ya “Uang Rokok” lah apa lagi kalau tidak itu. Hal itu adalah contoh kecil dari sekian banyak contoh KKN yang telah berbudaya didalam masyarakat.

Nampak Suap menyuap,korupsi sudah mendarah daging hampir disetiap kalangan bangsa ini pernah melakukannya baik disadari maupun tidak. Tidak hanya yang memiliki kekuasaan bahkan mereka yang papa pun pernah melakukannya. Baru-baru ini negri kita mendapat kado ULTAH yang Istimewa dari KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi) akan kasus operasi tangkap tangan terbesar dalam sejarah Indonesia yang melibatkan ketua SKK Migas. Waduhhh…sip 2 (Y) jempol buat pak Abraham Dkk. Semoga apa yang dilakukan KPK dapat tertular keseluruh lapisan masyarakan. Sehingga kesadaran akan hal ini dapat tercipta. Karena baik itu yang menyuap atau pun yang menerima suap,sama saja semua itu bentuk KEJAHATAN.


Di akhir catatan ini saya berharap dengan seiring bertambahnya usia negri ini dapat mewujudkan apa yang telah diamanatkan PANCASILA. Salah satunya  yaitu “Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Harapan besar akan penegakan hukum di negri ini agar lebih konsisten dan seadil-adilnya,tanpa pandang bulu. Dan semoga bangsa ini lebih bermoral yang luhur menjadi bangsa yang besar negri ini penuh akan ke#BERKAHan. Semoga dengan momentum ini Indnesia dapat sesegera mungkin terbebas dari budaya KORUPSI,KOLUSI dan NEPOTISME yang berdampak luas. Amin ya robbal alamin…… J Meman gelimang,rayuan, tantangan akan begitu besar dan berat. Harus diperhatikan MANISNYA KOPI PAHIT meskipun seberapa banyak gula yang kita tambahkan yang namanya KOPI dari asalnya pasti PAHIT. Heheh :D (judul buku). Tak lupa juga saya Ucapkan Dirgahayu Indonesiaku yang ke 68…….Merdeka,,Merdeka,,Merdeka. :)Indonesia.....BERKAH,,BERKAH,,BERKAH...

https://www.facebook.com/M.F2.iSaLL/notes 

Comments