The Woman I Love


We don't have to hurry
You can take as long as you want
I'm holdin' steady
My heart's at home
With my hand behind you
I will catch you if you fall
Yeah I'm gonna love you like the woman I love

Tak terasa pukul 00:00 sudah terlewati. Itu berarti sudah larut malam, bahkan menjelang pagi. Lampu kamar belum padam. Buku yang menjadi teman, seolah terlantar berserakan dimana-mana. Entah kenapa mata yang terbuka belum bersahabat untuk menutup gelap. Ada sedikit debar didada yang terasa tak begitu biasa. Entah datang dari mana. Entah apa penyebabnya.

Yang jelas, Padahal kita sering bertemu tapi semua mulai terasa berbeda. Sejak kapan aku mulai merasakan..? aku pun tak pernah sadar, bagaimana awal kejadian. Jika dirujuk jauh kebelakang, ada banyak kejanggalan mengapa kita dipertemukan. Kenapa aku sering berjelajah di semua akun kepunyaanmu. Meskipun terkadang perasaan tak nyaman muncul. Ibaratkan setiap hari aku menghampiri postinganmu. Entah itu terjadi begitu saja tanpa aku sadar i.

Meskipun aku tak mengetaui pesanmu itu untuk siapa. Aku hanya bermaksud memastikan, apa keadaanmu baik-baik saja. Karena bagiku terlalu janggal hanya sekedar menanyakan kabar. Berbahagialah jika ada respon layaknya tarikan antar kutup maghnet yang berlainan. Namun, jikalah tak ada balasan....Apakah kamu tau yang akan terjadi bagiku? Iya,setidaknya aku akan terus memeriksa ponselku apakah ada pesan masuk dari mu untuk ku. HAhahah, aneh bukan?

Setidaknya kamu perlu mengetauhi, Jika disini aku sangat ketakutan. Seperti yang diamini keadaan dan diiyakan mereka yang dibelakang. Aku rasa kita sama-sama butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya. Proses perlu dijalani, hingga sedemikian rupa. Biarlah Tuhan yang mengatakan bagaimana takdir kita.

Aku cukup gelisah, jika ditanya kenapa tak mengutarakannya. Ada alasan yang bahkan aku sendiri tidak mengetauhi.  Tuhan dengan segala kekuranganku, aku memohon bila memang dia, terangkanlah jalan ku. Jalan untuk datang menghampirinya.

Mungkin terlalu berhati-hati, hingga aku takut untuk memulai lagi. Ketakutan akan kegagalan yang terulang. Dan mengharuskan aku untuk merasakan sakitnya patah hati. Itu kiranya yang membuat aku tak secepatnya memencet tombol fast forward. Aku sadar karena sangat sulit bagiku untuk memulai, sehingga aku akan pertahankan jika memang kamu yang ditakdirkan.

Kamu tak perlu meninggalkan aku jika memang tak membuka hati. Bahkan bila kamu tak berniat membalas pesanku. Berdalihlah, pergilah ke daerah terpencil tanpa sinyal. Aku akan percaya tanpa sedikitpun ragu didalamnya. Terkadang aku perlu menyadarkan diri ku, apa yang akan terjadi jika kamu beranjak pergi. Apa yang terjadi jika kamu mulai menghilang. Kenapa aku perlu itu..?

Karena dengan cara itu, Akan ku pastikan seberapa tangguh dan kuatnya diriku. Memastikan diri, memantaskan diri, dan membulatkan keputusan iya atau tidak. Sembari menunggu waktu dan semua menjadi satu. Entah apa yang terjadi nanti, aku tak akan mempedulikannya sebelum semua tepat pada waktunya.

Namun, tak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini. Jika lah terlalu lama bagimu menunggu kepastian dariku. Dan akhirnya kamu menemukan seseorang lain ditengah kesendirian. Aku akan mencoba merelakan, karena itu bukan salahmu. Aku akan mencoba untuk menguatkan diri dan berfikir mungkin dia lebih baik dan pantas untuk mu.

Karena, ada perinsip yang aku imani. Aku tak sedang mencari seorang perempuan sebagai pacar, aku sedang mencari wanita yang akan menjadi teman dalam segala keadaan, yang mau menerima segala perbedaan, untuk menjalani kehidupan dan menua bersama. Pilihan ada padamu, sedikit lebih lama menunggu dengan menjaga api diujung korek kecil itu. Atau beranjak pergi mencari tungku pembakaran.

Teruntuk wanita yang disana.........
Semoga kelak kamu membaca pesan dariku, kemudian menyalakan lilin dengan sebatang korek yang ku berikan. Aku yakhin,tak ada waktu lama untuk menjaganya, aku akan menghampiri mu. Sebelum cahaya yang kau kirim mulai meredup dan padam.

Malang
Jumat, 07 Oktober 2016

M.F.F
(Pengirim Pesan dalam Karung)

Comments