Ritme Baru

Waktu berlalu dengan cepatnya tanpa disadari sudah memasuki akhir tahun. Membahas masalah kerjaan memang terasa seksi. Setumpuk berkas dimeja yang satu persatu mulai diseleksi, lembar demi lembar dikoreksi. Memberi tanda pada sudut kanan dengan tempelan penuh warna-warni, seolah menjadi seni tersendiri. Hal yang selama hampir 3bulan awal tahun belum terasa syahdu, kini mulai menemukan sensasi baru.

Akhir tahun.. Pada tahun pertama, Ya begitulah. Mungkin ini yang menjadi alasan kenapa senyum menjadi jarang tersebar. Telinga mulai mudah pengar. Tapi tidak pada kami.....menjadi diam tanpa tawa itu bukan kami. Tak terkecuali semua jadi bahan keseruan. Itu alasan kami menjadikan akhir tahun tak ada bedanya mau sekarang besok atau lusa tak akan ada yang berbeda. Mau 1 Paket atau 24 Paket itu tak masalah..Katanya sih begitu..hahahah

Ritme baru, memang siklus ini selalu berjalan tak ada yang namanya roda selalu diatas, kadang saat proses berjalan, posisi akan segera berganti. Butuh orang dengan daya tahan yang kuat sehingga bisa bertahan dalam kondisi yang terlalu dinamis. Analogi mesin diesel mungkin terasa lebih cocok dengan ritme kerjaan pada dinas teknis seperti ini. Mengabaikan progress...dan mengutamakan kerja beres. Itu seolah menjadi pembenar, yang kadang tak masuk akal.

Tim seperjuangan dengan slogan "Jarene Konco Kentel" itu menjadi pemantik semangat, ini yang menyadarkan jika disini kami adalah satu kesatuan dalam bingkai kekeluargaan. Tak harus sama untuk menjadi bagian. Setiap bagian memiliki peran tersendiri dalam sebuah tim. Tak ada istilah iri-irian, ini yang sekarang mulai kami rasakan. Semua berperan penting dalam bagiannya masing". Tugas dan tanggungjawab yang melekat mungkin berbeda namun menjadi satu tujuan itu sebuah keniscayaan.

Berkolaborasi dengan segala jenis (Macam) manusia. Mulai dari yang premature jiwa sosialnya sampai yang sangat menggemaskan. Mulai dari yang terkunci rapat masalah pribadi hingga yang kayak persenter bola kekinian.

Bagaimanapun sampai dengan saat ini ritme selalu berubah-ubah tanpa kepastian. Sama halnya hati yang kadang muak dengan kondisi seperti saat ini. Menepi sejenak mungkin jadi pilihan. Tapi apakah dengan menepi bisa dikatakan benar..? Jawabnya MASA BODOH.... It's My Live////

Pernah terlintas dibenak untuk tidak ikut urusan orang lain, tapi dan tapi kadang tak biasa untuk hidup tanpa gairah sosial. Menjadi apatis dan anti sosial memang kelihatanya dibutuhkan. Namun, jika ditarik garis lurus kebelakang jangan sampai salahkan kondisi. Kondisi itu ada akibat adanya reaksi atas semua problematika.

Menempatkan posisi dititik sentral tidak seluruhnya benar. Bahkan menjadi salah saat mulai merasa disentralkan. Menjadi bagian penting itu tak bedanya menyulitkan. Jika dilihat seksama, pasti indah selalu diajak kemana-mana. Tapi jika mau mencermati tak semudah itu berada didalam lingkaran imajiner yang menjadi cita-cita sebagian dari mereka.

Ritme kali ini tak selamanya seperti ini, bagai badai pasti berlalu. Seolah ombak beriringan pasti ada jeda _______ untuk apa jeda perlu ada..???

jawabnya sederhana, semuanya tak perlu dipertanyakan karena berada didalam tak semudah mereka yang hobi berkomentar.

Intinya jeda menjadi tombol jalan pintas untuk memulai lagi. Jeda menjadi salah satu rangkaian irama yang akan syahdu saat diputar ulang dikemudian. Jeda mengingatkan bahwasanya tak selamanya titik dan koma. Dan akhirnya memilih jeda tak perlu memikirkan alasannya.

Karena tak ada kata dari yang ada untuk kita semua.....
Nikmatilah masa rehat memilih tanda jeda yang pas untuk kembali kepada ritme baru........

M.F.F
(Tak Kunjung Rekreasi)

Comments